Jumat, 12 Januari 2018

Day by Day (Catatan ASMOPS 2017 edisi terakhir)



 Selasa, 20-11-17


Tim ASMOPS Indonesia berpose setelah pengumuman pemenang. Yey, dapet silver euy!!!  


 
Akhirnya, selesai juga ASMOPS & ASMO 2017. Nanti kita ada acara city tour, habis itu malemnya closing ceremony plus pengumuman. Deg-degan juga. Plus, aku juga sedih, karena habis itu sudah nggak bisa main bareng lagi, kecuali kalau kita kebetulan ketemu atau janjian.

Rabu, 10 Januari 2018

Day By Day (Catatan ASMOPS 2017)



Ini adalah kelanjutan ceritaku tentang kegiatan ASMOPS tempo hari.  Bagi yang belum baca, kalian bisa klik disini:

http://erinlaily.blogspot.co.id/2018/01/day-by-day-catatan-asmops-2018-bagian-1.html


Senin, 19-11-17

Wow. Aku baru ingat kalo nanti cultural night. Dengan kata lain, nanti malam, kami nari. Tapi daripada mikirin nari yang masih nanti malam, mendingan aku mikirin team round  habis ini. Kali ini aku nggak berharap banyak sih, soalnya aku satu tim sama Po’an. Di percobaan timnya aja dia bercanda terus, nggak tahu nanti pas testnya serius atau nggak. Selain sama Po’an, aku juga satu tim sama Fachri n Tim. Kami sepakat pake nama tim ‘Paradise Bird’.

Soalnya ada dua model, tulis sama eksperimen. Jadi waktu kami masuk ruangan, udah ada bahan-bahan eksperimen di atas meja. Ada pipet, tabung mungil, 3 gelas kaca sama 1 gelas plastik, bunga mawar, marigold, sama anggrek, sama kertas buffalo.


Aku dan Kiona menjelang Cultural night

Selasa, 09 Januari 2018

Day By Day (Catatan ASMOPS 2017) Bagian 1



Kamis, 16-11-17 

Sekarang aku lagi ada di Jakarta, tepatnya di Pop Hotel. Tahu nggak, aku lolos ASMOPS lho, ke Thailand! Omigosh,  feel wow gitu lah. Ini pertama kalinya aku naik pesawat, apalagi ke luar negeri. 

Dari IPA SD selain aku ada Afnan dari Cilacap, Evan dari Balikpapan, Raya dari Bali, Fachri dari Banyuwangi, sama Nathan. Kalau MTK SD ada Timmy, Josephine, Mafazi yang aku cuma tahu namanya, sama anak lainnya yang nggak aku kenal.

Aku berangkat ke Jakarta bareng Timmy sama Tante Fefe, mamanya Tim. Sebenarnya Tante Fefe juga ikut sampai ke Thailandnya juga sih. Mama sama Papa kan nggak mungkin ikut berangkat, terlalu mahal. Jadinya ya aku dititipin ke Tante Fefe. Asyik sih asyik-asyik aja, tapi rasanya jadi nggak enak sama Tante Fefe. Apalagi Tante Fefe terlalu baik, semua ditraktir. Rasanya kayak sia-sia aja aku bawa uang buat makan di bandara. Aku juga nggak enak sama Tim, soalnya dia jadi kayak dicuekin gitu lah. Tapi memang dari sananya pendiam sih.