Rabu, 10 Januari 2018

Day By Day (Catatan ASMOPS 2017)



Ini adalah kelanjutan ceritaku tentang kegiatan ASMOPS tempo hari.  Bagi yang belum baca, kalian bisa klik disini:

http://erinlaily.blogspot.co.id/2018/01/day-by-day-catatan-asmops-2018-bagian-1.html


Senin, 19-11-17

Wow. Aku baru ingat kalo nanti cultural night. Dengan kata lain, nanti malam, kami nari. Tapi daripada mikirin nari yang masih nanti malam, mendingan aku mikirin team round  habis ini. Kali ini aku nggak berharap banyak sih, soalnya aku satu tim sama Po’an. Di percobaan timnya aja dia bercanda terus, nggak tahu nanti pas testnya serius atau nggak. Selain sama Po’an, aku juga satu tim sama Fachri n Tim. Kami sepakat pake nama tim ‘Paradise Bird’.

Soalnya ada dua model, tulis sama eksperimen. Jadi waktu kami masuk ruangan, udah ada bahan-bahan eksperimen di atas meja. Ada pipet, tabung mungil, 3 gelas kaca sama 1 gelas plastik, bunga mawar, marigold, sama anggrek, sama kertas buffalo.


Aku dan Kiona menjelang Cultural night

Sama kayak kemarin, kami mbaca soalnya dulu baru ngnerjain. Itu ada berapa soal, aku lupa, yang jelas ada soal matematika n ipa sendiri, sama satu soal campuran. Aku sama Fachri ngerjain soal ipa, Timmy sama Po’an ngerjain yang matematika. Dari keseluruhan soal ipa, ada dua eksperimen. Nah, satu eksperime, yang pake bunga-bungaan itu sudah pernah dicoba Fachri. Satu eksperimen lagi, yang pake kertas buffalo, sudah pernah aku baca.

Pertama kita ngerjain yang eksperimen pake bunga. Itu eksperimennya disuruh nentuin ph dari amonia, cuka, sama apa gitu lah. Indikatornya, dari ekstrak bunga-bunga itu, sama kubis ungu. Untuk amonia, alkohol, sama air panas yang dipake buat ngambil ekstrak dari bunga-bungaannya sudah disiapin sama panitia. Begitu juga sama kubis ungu, cuka, sama cairan yg satu lagi. Nah, langkah-langkah percobaannya silahkan cari sendiri, aku males nulis panjang-panjang.   Unuk percobaan yang kedua, yang pake kertas buffalo, itu disuruh bikin model rotor buat bikin helikopter kertas. Untuk percobaan yang ini, di soalnya sudah ada desain pertama rotor helikopternya. Tapi kami tetep aja kebingungan, ini harus dilipat ke mana, modelnya jadinya kayak apa, dan sebagainya. Akhirnya, setelah mencoba dan pusing sendiri, kami berhasil bikin rotornya dengan benar.

Habis team round  kami makan siang dulu, terus ada science activities. Kegiatannya sih, Cuma kayak percobaan-percobaan gitu. Kami bikin kromatografi, dari sana kami bikin kupu-kupu kertas dari kertas yang sudah dipake buat kromatografi. Habis itu, kami bikin kayak terompet dari stik, sedotan, sama karet. Sama kita juga bikin kaya alat musik dari cup karton, benang, sama tusuk lidi. Terus kami bikin ketapel, dari hashi - sumpit, kardus, sama gelas. Yah, pokoknya eksperimen-eksperimen begituan lah.

Habis ini kan masih free time baru dinner. Kami sempet latihan dulu. Sebenarnya itu kami udah pada lumayan hafal gerakannya. Yang susah itu nyamain gerakannya. ‘Ntar yang satu sudah gini, yang lain masih gitu. Sebenarnya itu sudah di koordinasi durasi setiap gerakan 4 ketukan/ 4 langkah cuma yang susah kan kecepatan langkahnya tiap orang beda-beda. Belum lagi kadang yang satu sudah mulai melangkah, yang satu belum. Untungnya, habis latihan beberapa kali, kami akhirnya bisa kompak. 
           Tim (Timothy) And The Gang bersiap-siap nari ondel-ondel

Sama kayak kemarin, aku ke bawah nggak langsung pake kostum. Ribet abis, bro. Belum lagi itu aku pake korset juga. Mbayangin mau makan sambil pake korset rasanya rada ngeri. Belum lagi selendangnya, ribet deh pokoknya.  Para cowok udah banyak yang pada ganti. Rata-rata pake baju betawi, kaos putih, celana item, kopiah, sama sarung. Malahan ada anak Evan kalau nggak salah pake kaus ASMOPS putih. Kayak biasa, aku selalu ketawa waktu lihat Afnan. Nggak tahu kenapa, seolah-olah dia punya bakat jadi badut yang memang benar, kelihatannya. Kali ini dia pake kostum jawa.





Habis makan malam, aku sama Bu Ani kembali ke kamar. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai rok yang biru, yang udah instan, nggak pake ndadak ngelipet sana-sini. Bu Ani mbantuin aku pake korsetnya. Sumpah, pake korset itu nggak nyaman banget. Sesak. Perasaan kostumku ribet banget deh. Udah pake selendang, pake korset lagi. Selain itu, pihak panitia juga minjemin aku sama Josephine bando. Modelnya wow gitu lah. Bu Ani malah sempet punya ide moto aku sama Afnan bareng. Aku nggak papa foto sama cowok. Cuma kalau fotonya berdua sama Afnan, ampun! Nggak usah ya. Bisa-bisa anak-anak pada harus dibawa ke rumah sakit gara-gara keselek power bank.

Afnan and The Gang nari ondel-ondel dengan kostum daerah masing-masing

Rasanya nggak nyaman harus berbaur di kerumunan orang banyak pake kostum. Apalagi aku kalau diperhatiin orang banyak suka grogi. Mana itu Afnan sempet komen segala. Katanya aku lebih kelihatan kayak badut daripada dia. Jengkel aja, kalau ejekan yang kita karang buat orang lain malah jadi bumerang. Setidaknya aku dah biasa dipanggil macam-macam, jadi nggak terlalu merhatiin.                                                                                                                                              Dari urutan tampilan, Indonesia kebagian urutan terakhir bukan kejutan, perasan Indonesia sering dijadiin yang terakhir. Untunglah, setidaknya groginya bisa nanti-nanti aja. Tampilannya kalau nggak salah Thailand dua kali. Yang pertama tampil Thailand bukan kejutan juga, nampilin semacam permainan jes jes s’pur - yang tinggal di kampung, bukan di perumahan pasti tahu - ala Thailand. Terus Malaysia. Mereka nyanyi lagu ‘Rasa Sayang’. 

Katanya Pak Drajat sempet komplen, katanya itu lagu dari Indonesia, dipelototin sama wanita Malaysia :P. Habis gitu Taiwan. Mereka pertama-tama main alat musik. Ada klarinet, alat musik dari sana yang aku nggak tahu namanya, sama kalau nggak salah ada satu alat musik lagi. Habis gitu mereka nampilin kung fu. Bagus sih, gerakannya kayak nari alih-alih bela diri. Cuma aku nggak pernah suka pertunjukan bela diri begituan. Kesannya itu kelihatan jelas bohong-bohongan. Mukul sama nendangnya nggak serius, jadi pasti nggak sakit. Jujur aja, aku lebih suka kalau itu mukul beneran, nendang beneran, intinya nyerangnya niat lah. Yah, kelihatannya aku terlalu banyak mbaca novel n film aksi such as PJO, HoO, Avengers, dsb. Aku mengakui, kok. Kalau aku paling suka yang begituan.
Btw, Filipina juga nari daerah. 

Menari Ondel-ondel pada sesi Cultural Night. Lebih gampang ngerjain soal ternyata!


Habis itu baru kami tampil. Awalnya itu nggak tahu gimana, videonya sudah jalan, lagunya belum kedengaran. Akhirnya diulang deh. Nah, kan di susunan acaranya Ko Jimmy sama Ko Roger juga bertugas mbujuk peserta lain buat ikut nari. Wih, buanyak yang nari. Ada satu bule, dia dari Thailand, itu nari semangat sekali, tapi gerak-geriknya kata Tante Okta, mamanya Kiona, dan aku juga setuju - kayak bebek. Lucu, gitu ngelihatnya.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar