Senin, 13 Februari 2017

Ketika Para Guru Membelah Diri

 Lomba setiap Sabtu dan Minggu sudah tidak asing  lagi bagi para guru dan siswa SD Luqman Al-Hakim. Bahkan, saking terbiasanya, ada salah seorang ortu yang bingung mau melakukan apa saat tidak ada lomba. Namun, sabtu kemarin benar-benar istimewa. Dihari yang sama, ada dua lomba sekaligus. Tempatnya pun berjauhan.
 
Lomba tersebut adalah Olimpiade Muslimah dan Olmat madiun. Yang merepotkan lagi, ketika dua anak meminta ikut lomba yang berbeda. Saat itu, aku harus mengikuiti semifinal Olimpiade Muslimah di Ar-Rohmah Putri Dau Malang. Sebenarnya, Una juga lolos semifinal. Tapi anaknya ngotot ingin ikut ke Madiun. Karena butuh dua pendamping, maka, Papa dan Ustad Imam mendampingi ke Madiun, sedangkan Ustad Heri dan Ustad Triman mendampingi ke Malang. Mama ikut aku ke Malang. Faiz ikut Papa dan Una ke Madiun. Biasanya, kita menyebutnya dengan istilah "membelah diri".


Rombongan sama-sama berangkat hari Sabtu, hanya saja waktunya berbeda. Rombongan ke Madiun menggunakan dua kendaraan. Yang satu menyewa bis, yang satu memakai mobil sekolah. Rombongan bis berangkat pukul sembilan pagi, sedangkan rombongan mobil berangkat pukul 12. Rombongan Malang berangkatnya masih nanti sore, sekitar jam empat. 

Peserta Lukim yang mengikuti Olimpiade Muslimah hanya empat orang. Yaitu aku, Aisyah Husna, Mbak Mariyah, dan Mbak Nashwah. Yang banyak adalah siswa yang mengikuti Olmat Madiun. Ada dua puluh empat siswa lebih.

 Alhamdulilah, aku, Mbak Nashwah, dan Mbak Mariyah meraih juara harapan tiga, dua, dan satu. Beberapa menit kemudian, ada kabar dari Madiun. 

Sejumlah siswa disana juga berhasil meraih medali. Medali emas diraih oleh Tamam kelas enam, medali perak diraih oleh Una (kelas 3) dan Miqdam kelas 4, medali perunggu diraih oleh Mas Resa (kelas 6)  dan Haizun, Bagas dan Aryo (kelas 4). Yang lebih menggembirakan lagi, Lukim berhasil meraih juara umum. Tidak sia-sia para guru membelah diri :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar